Matsani

Matsani
Orang Bisa Kita Harus Bisa

Rabu, 12 Januari 2011

simPATI Freedom, Free mu Pahlawanku Tanpa Tanda Jasa

simPATI Freedom, Free mu Pahlawanku Tanpa Tanda Jasa
Sriwijaya Post - Selasa, 28 Desember 2010 11:53 WIB

Mengingat kata “dahulu” teringat dengan keanehan pengalaman menarik yang melanda diriku bersama Simpati Freedom. Bukan guru saja pahlawan tanpa tanda jasa melainkan Simpati Freedom juga dong nggak ketinggalan!.

Pada hari Rabu bertepatan tanggal 10 November 2010, aku pergi ke sekolah. Sekolahku bernama SMAN 3 Unggulan Kayuagung. To the point, Ditengah perjalanan aku menemukan sebuah kertas tebal berwarna merah bergelimang layaknya pelangi menyelimuti di depanku. Dengan rasa penasaran aku langsung menghampirinya. Tergugah hatiku ketika
melihat tulisan yang mengherankan “Simpati Freedom” tampak terbentang huruf tipe Arial Word Art ukuran 24 pt. Ha....ha.. melihat kata-kata itu malah membuat kepalaku pusing sehingga pertanyaan menggebu-gebu bermunculan dibenakku. Apa itu Simpati Freedom???.

Diperjalanan melewati RSUD Kayuagung, aku berjalan mendekati jembatan
kelurahan Kedaton, tampak banyak sekali spanduk-spanduk berwarna merah bertuliskan Simpati Freedom. Aku tambah heran kenapa langit biruku tampak hilang karena diselimuti spanduk Simpati Freedom penuh di kota Kayuagung. Tidak lama kemudian setelah tiba di sekolah, ada dua orang berpakaian Simpati Freedom melotot menghampiriku. Akupun merasa
takut dan resah. Timbul pertanyaan dibenakku “ jangan-jangan orang tersebut mau memotong kepalaku atau menculikku. Sebab Simpati Freedom menurut bahasa daerahku adalah “waspadai yang bebas dari penjara atau penjahat”.

Aku pun berlari terbirit-birit sambil berteriak “awas hati-hati teman ada penjahat”sampai akhirnya aku terjeblos kedalam got dekat post satpam. Tetapi anehnya teman-temanku semua malah tertawa dan tampak asyik
bermain handphone. Betapa malunya diriku ketika temanku berkata orang itu adalah seller dari Simpati Freedom bukan penjahat.

Namun dilain sisi, sesosok wanita cantik dengan berpakaian Simpati Freedom menjulurkan tangannya seolah-olah ingin menghapus maluku. Ternyata wanita itu memberikan aku sepucuk Kartu Simpati Freedom. Betapa gembiranya diriku karena selama ini tidak pernah aku melihat wanita cantik setampan Afgan. Setelah ia berbicara rupanya wanita tersebut adalah banci. Teriakan ejekan semakin berdering-tenging ditelingaku. Tidak
ku hiraukan semua, akupun mengenakan kartu perdana tersebut kedalam hanphone Nexian Telkomselku (mumpung gratis). Kebetulan HP ku adalah hadiah pemberian dari Telkomsel pada acara LKTI di Bandung (thanks ya telkomsel).

Betapa ribanya diriku karena aku lupa bahwa pada hari itu adalah hari ulang tahunku. Akhirnya terpaksa aku mengajak teman-temanku untuk merayakannya secara dadakan di rumahku. Kemudian aku menelpon orang tuaku untuk menyiapkan segala sesuatunya. Sialnya aku tidak punya pulsa. Untunglah ada wanita cantik alias banci itu memberikan aku kartu
perdana Simpati Freedom akhirnya ulang tahunkupun dapat dirayakan. Awal ku menggunakan Simpati Freedom diriku merasa terbantu.

Bellpun berbunyi dan kami semua pulang menuju kerumahku dengan naik taxi. Dalam perjalanan, didalam taxi kami mendapatkan malapetaka. Mobil taxi Kramat Jati yang kami tumpangi menabrak pohon duku. Nyaris nyawa kami hilang begitu saja. Deras airmata bertangisan karena salah satu temanku ada yang pingsan dan luka-luka. Berbondong-bondong
masyarakat menghampiri dan menolong kami. Tubuhku terasa lemas dan tidak berdaya.
Langit berwarna biru tampak berubah menjadi merah tua. Tetapi yang anehnya, pohon duku yang ditabrak tersebut terdapat berbelit-belit Spanduk Simpati Freedom. Lalu temanku yang pingsan dan luka dibawa serta dibalut semuanya menggunakan spanduk Simpati Freedom.
Rupanya didalam taxi tersebut ada seller Simpati Freedom yang ingin mempromosikannya ke Bandar Lampung. Dengan keikhlasannya mereka memberikan spanduk tersebut demi menolong temanku yang lagi membutuhkan. Lumuran darah tampak bersih berkat spanduk
Simpati Freedom. Setelah diberikan mereka pun pulang dan memutuskan untuk membatalkan promosinya ke Bandar Lampung karena semua spanduknya yang ia berikan kepada masyarakat setempat sementara mereka mengalami kerugian yang sangat besar.

Rasanya ingin kuhancurkan dunia ini, akupun tertipu ternyata tidak mereka pulang bukan karena malapetaka yang menimpanya melainkan karena barang dagangan mereka habis begitu saja dibeli oleh masyarakat Buluh Cawang. Orang-orang sibuk mengurusi kecelakaan malah mereka sibuk mempromosikan Simpati Freedom. Teman-temanku yang semula
pingsan dan luka-luka rupanya hanya bohongan belaka.

Ternyata kejadian tersebut adalah skenario film yang akan dilombakan pada Festival Film Pendek yang diselenggarakan oleh Binus tingkat se-Asia Tenggara. Guru-guruku datang dan bersorak ria ternyata film yang
mereka perankan sangat sukses dan bagus. Rupanya mereka ketika di sekolah mereka sedang merencanakan sebuah film dengan pihak Telkomsel sekaligus kebetulan sedang trennya Simpati Freedom yang tokoh utamanya adalah saya. Sehingga pada saat itu sekaligus juga mereka mempromosikan Simpati Freedom kepada masyarakat. Sehingga sebagian besar masyarakat desaku yakni desa Buluh Cawang sekarang memakai kartu Simpati Freedom.

Pengalaman ku awal memakai Simpati Freedom akan selalu aku kenang.
Terima kasih Simpati Freedom kehadiran pertamamu di Handphone ku membuat selamanya aku ingin bersamamu.

Biodata:
Nama : Matsani
Kelas : XII-IPA 2
Sekolah : SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung
Alamat :
Jl. Letnan Sayuti, kel. Kedaton
Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Telp ( 0712 ) 321223
Jl Lintas Timur Desa Buluh Cawang, Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Matsani (Jl Lintas Timur Desa Buluh Cawang, Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheap Web Hosting | Top Web Hosts | Great HTML Templates from easytemplates.com.